"Aku hidup dalam kehidupan orang lain, aku bagian dari kehidupan yg aku sendiri tak mengharapkannya seperti itu. Aku ada dalam dekapan rasa yg tak pernah bisa diartikan, entah sakit atau senang, selalu meneteskan air mata tiap kali merasakan salah satunya.
Ribuan luka menghantamku keras, melukaiku seakan tak kan pernah ada obat yg bisa menyembuhkannya. Aku berjalan bagai terantai, terkurung dan tertahan oleh setiap rasa sakit yg ditujukan hanya untukku.
Aku bualan kegemberiaan, khayalan tingkat tinggiku merasa kesenangan akan kudapat, tawa dan canda lepasku yg bercita-cita untuk jadi pribadi yg selalu menyenangkan. Semua itu terkumpul dalam mimpiku, meraihnya bagaikan terbang tak menggunakan sayap.
Dalam sejenak hidupku kurasakan semuanya begitu indah, tak terasa sedikitpun rasa sakit sama sekali, tertawa meski sedih, gembira meski sakit, senang meski penuh luka, tapi jika andai rasa itu tak sejenak saja.
Aku terjebak dalam rasa yg takpernah kuketahui, tak bisa mengartikannya meski ingin. Aku tersesat dalam memori mimpiku, membuatku terbang penuh khayalan, membuatku merasa seperti memiliki segalanya.
Aku tak pernah bisa mengartikan segala sesuatu yg ku rasa ini, andai logika dan hatiku menyatu menyimpulkan kesimpulan. Yg kutau rasa ini adalah Mati Rasa."
No comments:
Post a Comment