Thursday, 31 October 2013

Oktober 31 2013

  Seorang wanita berkulit pucat duduk disebuah bangku tanpa terlihat keramaian akan bisingnya suara-suara, dia mulai membaca sebuah buku yang sampul depannya terlihat hitam dan tak jelas apa tulisan yang ada disana. Mulai membaca halaman demi halaman, dia tak beranjak sedikitpun dari tempat duduknya. Tiba-tiba datang seorang anak perempuan berbaju merah dan berambut pendek, dengan polos membawa sebuah permen lolipop. Pembicaraan mereka tak begitu bisa di dengar, yang jelas ada sebuah penolakan yang dilakukan oleh wanita pucat itu.

  Wanita pucat itu mulai beranjak pergi dari tempat duduknya, sedangkan anak itu mulai berlari pergi. Terlihat mulai banyak keramaian tanpa ada tegur sapa antara satu dengan yang lain, seperti melihat manusia dalam rumah semut yang besar, menyadari kebaradaan makhluk lainnya tapi tanpa bisa menyapa. Datang seorang pria bersweater abu-abu, mendengarkan lagu dan acuh dengan sekitarnya. Berdiri melihat pemandangan sebuah kolam. Terlihat lagi seorang nenek tua renta yang menggunakan kursi roda sedang merajut sebuah kain yang tak tau mau dijadikan apa, tapi bisa terlihat jelas benang yang digunakannya berwarna ungu. Melintas seorang wanita yang rupawan, menggunakan baju serba hitam dan rambut hitamnya yang indah, membawa serangkaian bunga. Mulai dari bunga yang bewarna ungu sampai ke warna kuning.

  Perhatikan terus ke arah mana dia berjalan, terus berjalan menuju ke jalanan yang semakin sepi dan tak terlihat lagi keramaian. Jalannya mulai perlahan melambat, seperti ingin meyakinkan dirinya untuk tetap kuat. Sampailah dia di sebuah pohon dan ada batu nisan bewarna abu-abu, mungkin kuburan seseorang yang dia kasihi. Air matanya mulai berjatuhan, tak tegar dia melihat batu nisan yang tertulis nama seseorang itu. Cukup lama dia tetap duduk disana, air matanya tak berhenti berjatuhan. Akhirnya setelah beberapa lama dia beranjak dan mulai pergi. Hampiri nisan itu dan tertulis "Jiwa yang tenang akan membawamu ke jalan dimana matamu tak bisa melihat, hidungmu tak bisa mencium, telingamu tak bisa mendengar tapi hatimu takpernah berhenti bekerja seperti organ yang lain."

No comments:

Post a Comment